TARQUM AZIZ
Globalisasi akibat kemajuan
teknologi yang dikembangkan manusia telah menjadikan dunia seperti
sebuah “dosa kecil”. Dan globalisasi telah membawa pengaruh besar pada
seluruh aspek kehidupan. Globalisasi yang ditopang dengan kecanggihan
teknologi informasi telah menimbulkan berbagai perubahan peradaban
manusia. Dan menjadi arus kuat yang tidak mungkin dielakkan sama sekali
serta telah membawa implikasi dalam kehidupan masyarakat termasuk bagi
organisasi Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan da’wahnya.
Globalisasi adalah sebuah
keniscayaan dihadapan kita, yang setiap menaruh harapan besar bagi
pencerahan peradaban, namun juga seabrek kekhawatiran terhadap berbagai
dampak yang mungkin dan akan ditimbulkan diketika setiap kita tidak
memiliki filter yang baik. Dengan globalisasi membuka berbagai peluang
yang sarat dengan pilihan-pilihan untuk maju dan berkembang dalam
membangun peradaban umat manusia yang tercerahkan. Namun, disisi lain,
dalam globalisasi terkandung kerawanan-kerawanan baru yang dapat
mengancam kelangsungan masa depan peradaban umat manusia.
Berbagai macam realitas kultural
yang berkembang dewasa ini sangat membutuhkan respon cerdas yang tidak
dapat ditunda oleh gerakan da’wah Islam. Dalam hal ini membutuhkan
kebijakan dan upaya sistematik da’wah Islam dalam menghadapi dahsyat
gelombang hegemonik globalisasi, da’wah kultural merupakan tawaran
menarik yang dapat memberikan arah pada penemuan suatu tradisi dan
kultur baru untuk memberikan alternatif pemecahan masalah kontemporer
secara lebih kultural dan manusiawi.
Untuk itu ada 3 langkah kedepan yakni :- Reorientasi corak da’wah Muhammadiyah dari pola konvensional dalam alur berfikir legal formal dan monolitik ke orientasi bercorak transformatif yang lebih melintasi. Karena pola da’wah yang bersifat transformatif bersifat pembaharuan dan mengedepankan pendekatan riligio – kultural sebagaimana telah dipelopori K.H. Ahmad Dahlan.
- Da’wah Muhammadiyah yang transformatif harus dapat menerobos berbagai komunitas baru seperti kelompok kelas menengah keatas yang semakin maju dengan segala macam problem sosial yang merindukan spiritualitas yang hanif, itu merupakan lahan da’wah yang potensial. Disamping Muhammadiyah dituntut untuk dapat memberikan panduan kehidupan yang rasional untuk membangun kemajuan tanpa berorientasi spiritualisme.
- Pada kelompok sosial menengah kebawah, da’wah Muhammadiyah juga dihadapkan dengan tantangan untuk melakukan gerakan da’wah pencerahan. Bagaimana membangun orientasi keseluruhan refleksi teologis dari ajaran Islam untuk membebaskan kaum dlu’afa & mustadl’afin dari keterbelakangan.
- Terjadinya transfer nilai yang amat intensif dan ekstensif.
- Terjadinya transfer teknologi (terutama teknologi informasi dan komunikasi) secara massif dengan berbagai akibatnya.
- Terjadinya mobilitas dan kegiatan umat manusia yang tinggi dan padat, yang salah satunya mengubah persepsi dan konsep manusia tentang waktu dan tempat.
- Terjadinya pergeseran kesadaran dan prilaku sosial, yang berpengaruh pada kesadaran dan persepsi akan lingkungan dan kepentingan.
- Terjadinya kecenderungan budaya global kontemporer, yaitu kehidupan matrialistik, hedonistik, sekuralistik, konsumtif, permisif, pengingkaran terhadap nilai – nilai agama dan lain sebagainya. Namun disisi lain (sebagai reaksi terhadap globalisasi), timbul kecenderungan spiritualisme, nativisme dan reaksi lainnya yang sejenis.
Menghadapi tantangan dan
sekaligus tuntutan realitas kehidupan yang semakin global kedepan,
Muhammadiyah harus berbenah diri dengan memperluas khazanah da’wah
sesuai dengan pola perkembangan budaya yang terjadi, antara lain dengan
mengangkat isu-isu kontemporer agar dapat memberikan
alternaif-alternatif pemikiran serta memberikan ruang yang lebih luas
dalam merespon isu-isu global saat ini. Tema-tema seperti demokrasi,
multikultalisme, respon terhadap gagasan spiritualisme baru, masalah
kemiskinan, hak asasi manusia, perburuan, membangun etika bersama dan
sebagainya, adalah sebagai isu-isu yang perlu dikemas dan dibingkai
dalam gerakan da’wah Muhammadiyah, selain itu dalam kontek global pula
pemanfaatan media-media komunikasi dan informasi mutlak menjadi
pemikiran bagi Muhammadiyah, seperti membangun jaringan radio, tv dan
berbagai media elektronik yang memang menjadi kebutuhan manusia modern.
Dengan demikian da’wah Muhammadiyah diharapkan mampu memberikan warna
dan nilai dalam konteks perkembangandan dan pertumbuhan kehidupan dan
kebudayaan manusia.
PCM Paguyangan, Kabupaten Brebes periode 2010-215 di bawah komando Drs. H. Abdul Djamil, MM,
sungguh memiliki tanggungjawab yang besar dalam upaya ikut memenag
perkembangan dan perubahan yang terjadi secara dinamis sekarang ini.
Di mana secara makro maupun mikro, masyarakat sedang mengalami persoalan
yang berat dan komplek akibat persoalan politik, ekonomi, sosial dan
budaya nan tak kunjung kepastiannya. Pada sisi lain masih dilihat
kebijakan publik yang dilakukan pemerintah jauh belum berpihak kepada
kepentingan masyarakat. Sementara tambah tahun daya beli masyarakat
secara ekonomis semakin menurun, yang akibatnya angka kemiskinan dan
joblees meningkat drastis hampir di setiap kota dan kabupaten, dan hal
tersebut berakibat efek kerambol pada sektor kehidupan yang lain,
seperti pendidikan, kesehatan dan yang lainnya, belum lagi persoalan
moral yang hingga kini masih sangat memprihatinkan.
Berbagi persoalan di atas
menghendaki keseriusan setiap komponan masyarakat termasuk didalamnya
Muhammadiyah untuk dapat tampil prima, berbenah diri dengan melakukan
revitalisasi serta inovasi gerakan dalam memaksimalkan gerakan da’wah
amar makruf nahi mungkar. Dengan demikian, yang harus
menjadi perhatian Muhammadiyah dalam merumuskan perencanaan dan
pelaksanaan da’wah di era global adalah mengkaji secara mendalam silang
antara Islam dan budaya global, baik secara teritik maupun empirik,
untuk keberhasilan da’wah seperti ;
- Memperhatikan substansi atau pesan da’wah.
- Memperhatikan pendekatan, metode dan strategi da’wah.
- Memperhatikan media atau wahana da’wah.
- Memperhatikan pelaku (subjek) atau objek da’wah.
(Sumber tulisan PP Muhammadiyah Dakwah Kultural Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah)
No comments:
Post a Comment